Pages

Rabu, 14 Februari 2018

Kartu Merah Untuk Petinggi Unisma 45 Bekasi


Pemimpin Negara dan Wakil Rakyat telah mengeluarkan kebijakan antikritik. Apa itu kritik? Bagaimana esensinya? Bagaimana mungkin seorang yang terpelajar (katanya) tak paham hakikat kritik.

Seorang tokoh yang memakai sarung dan peci ini biasa di panggil Aru telah mengacungkan kartu yang bukan lagi berwarna kuning seperti Bem UI. Melainkan kartu berwarna merah yang ditujukan kepada Birokrasi Kampus Universitas Islam "45" (Unisma) Bekasi.
Bukan tanpa alasan mengacungkan kartu itu. Pasalnya, Warek, staff, dosen, mahasiswa, OB, bahkan kuli bangunan pun telah berani mencoreng netralitas universitas dengan cara berkampanye di dalamnya.

Sangat disayangkan juga dengan alibi mereka, para petinggi birokrat sampai jajaran terbawah yang terlibat dengan lihai mengatakan "tidak sengaja". Apakah seminim itu pemikiran seorang petinggi kampus? Apakah mereka tidak menyadari aturan perundang-undangan yang melarang hal itu, seperti UU tentang sisdiknas atau aturan tentang Pendidikan Tinggi bahkan juga aturan berkampanye di dalam kampus?

Sekarang bukan waktunya diam yang katanya emas ataupun bercengkerama dengan segelas kopi ditemani nyanyian bualan petinggi birokrat kampus.

Sekarang waktunya melawan... Waktunya bergerak melawan kebodohan,
kebodohan para orang tua yang sok pintar dan mengkerdilkan kami.

 #saveunisma45bekasi
 #saveindependesikampus
#diamtertindasbangkitmelawan

Selasa, 13 Februari 2018

Antara Gurauan dan Perlawanan di Negeri Galendong



Sungguh sangat beragam kegiatan di Negeri Galendong pada tahun anjing tanah ini.
Mulai dari kebijakan anti kritik, perlakuan intoleran, persoalan lgbt, kasus pelarian uang sekian triliun, gizi buruk, kartu kuning hingga kartu merah pun di acungkan kepada tokoh pimpinan negeri atau pun pimpinan instansi dan masih banyak lagi mungkin yang akan terjadi esok hari saudaraku.

Sampai terpilihnya pemimpin yang baru, yang kita semogakan dapat membawa rakyat di negeri Galendong ini berdaulat, adil, dan senantiasa tertawa melihat senda gurau wayang yang sedang dimainkan oleh dalang dibalik layar.

Kalian hebat dan kalian sungguh kuat, mampu mengerahkan prajurit untuk berjaga disinggah sana kalian.
Tapi kalian tidak tahu kalau dalang masih menyimpan satu wayang bahkan lebih yang seperti Ramayana.


Dalam kitab Kiskindhakanda, dijelaskan bahwa Ramayana pun sampai bersekutu dengan Raja Kera Sugriwa untuk merebut kembali kerajaan Raja Kera yang bernama Alengka.

Bukan tidak mungkin kami adalah reinkarnasi ramayana itu dan bukan tidak mungkin saudaraku adalah Raja sugriwa itu.


Silahkan lah kalian bersenda gurau sekarang!! tanpa mengajak kami tertawa.
kelak kalian akan tau dagelan kami lebih lucu dan mengundang banyak sosok reinkarnasi seperti Ramayana, yang akan merebut senda gurau kalian dan menghancurkannya seperti abu bersama kalian.