Pages

Minggu, 04 Maret 2018

Puisi Kenangan di Desa KarangJaya




"Kenangan di KarangJaya"

Setiap detik berlalu
Terkenang sebuah kenangan
Saat kebersamaan dahulu
Kita duduk tertawa berbarengan

Canda dan tawa
Sedih dan pilu
Tak lagi terasa
Saat hari ini aku tak bersamamu

Begitu banyak cerita
Yang hanya bisa kurangkai dengan kata sederhana penuh cinta
Jauh dilubuk hati yang terdalam
Aku merindukan cerita diwaktu silam

Kita bukan lagi kawan
Bukan juga sebagai sahabat
Kita telah menjadi saudara
Yang selamanya akan terikat

Di dalam doa
ku sebut setiap nama
Ku ungkapkan setiap cerita
Berharap tuhan tak melupakan itu semua di benak kita

Kenangan tinggallah sebuah cerita
Yang tak mungkin hadir seperti sebelumnya
Tapi desa karangjaya akan selalu ada
bersama rakyatnya yang akan selalu hidup bahagia.

Rabu, 14 Februari 2018

Kartu Merah Untuk Petinggi Unisma 45 Bekasi


Pemimpin Negara dan Wakil Rakyat telah mengeluarkan kebijakan antikritik. Apa itu kritik? Bagaimana esensinya? Bagaimana mungkin seorang yang terpelajar (katanya) tak paham hakikat kritik.

Seorang tokoh yang memakai sarung dan peci ini biasa di panggil Aru telah mengacungkan kartu yang bukan lagi berwarna kuning seperti Bem UI. Melainkan kartu berwarna merah yang ditujukan kepada Birokrasi Kampus Universitas Islam "45" (Unisma) Bekasi.
Bukan tanpa alasan mengacungkan kartu itu. Pasalnya, Warek, staff, dosen, mahasiswa, OB, bahkan kuli bangunan pun telah berani mencoreng netralitas universitas dengan cara berkampanye di dalamnya.

Sangat disayangkan juga dengan alibi mereka, para petinggi birokrat sampai jajaran terbawah yang terlibat dengan lihai mengatakan "tidak sengaja". Apakah seminim itu pemikiran seorang petinggi kampus? Apakah mereka tidak menyadari aturan perundang-undangan yang melarang hal itu, seperti UU tentang sisdiknas atau aturan tentang Pendidikan Tinggi bahkan juga aturan berkampanye di dalam kampus?

Sekarang bukan waktunya diam yang katanya emas ataupun bercengkerama dengan segelas kopi ditemani nyanyian bualan petinggi birokrat kampus.

Sekarang waktunya melawan... Waktunya bergerak melawan kebodohan,
kebodohan para orang tua yang sok pintar dan mengkerdilkan kami.

 #saveunisma45bekasi
 #saveindependesikampus
#diamtertindasbangkitmelawan

Selasa, 13 Februari 2018

Antara Gurauan dan Perlawanan di Negeri Galendong



Sungguh sangat beragam kegiatan di Negeri Galendong pada tahun anjing tanah ini.
Mulai dari kebijakan anti kritik, perlakuan intoleran, persoalan lgbt, kasus pelarian uang sekian triliun, gizi buruk, kartu kuning hingga kartu merah pun di acungkan kepada tokoh pimpinan negeri atau pun pimpinan instansi dan masih banyak lagi mungkin yang akan terjadi esok hari saudaraku.

Sampai terpilihnya pemimpin yang baru, yang kita semogakan dapat membawa rakyat di negeri Galendong ini berdaulat, adil, dan senantiasa tertawa melihat senda gurau wayang yang sedang dimainkan oleh dalang dibalik layar.

Kalian hebat dan kalian sungguh kuat, mampu mengerahkan prajurit untuk berjaga disinggah sana kalian.
Tapi kalian tidak tahu kalau dalang masih menyimpan satu wayang bahkan lebih yang seperti Ramayana.


Dalam kitab Kiskindhakanda, dijelaskan bahwa Ramayana pun sampai bersekutu dengan Raja Kera Sugriwa untuk merebut kembali kerajaan Raja Kera yang bernama Alengka.

Bukan tidak mungkin kami adalah reinkarnasi ramayana itu dan bukan tidak mungkin saudaraku adalah Raja sugriwa itu.


Silahkan lah kalian bersenda gurau sekarang!! tanpa mengajak kami tertawa.
kelak kalian akan tau dagelan kami lebih lucu dan mengundang banyak sosok reinkarnasi seperti Ramayana, yang akan merebut senda gurau kalian dan menghancurkannya seperti abu bersama kalian.